MASA
KECIL KURANG BAHAGIA. Tidak berlaku buat gua, karena masa kecil gua penuh
dengan canda tawa dan kasih sayang. Pagi sekolah SD siangnya berangkat sekolah
agama dan pada malam hari pergi kerumah guru ngaji.
Biasanya
kalau lagi musim hujan air sungai menjadi deras, sehabis pulang sekolah agama
gua dan teman-teman suka berenang di sungai. Melompat dari atas batu yang besar
dengan gaya jungkir balik, gaya nendang seperti pendekar atau menirukan gaya
Power Ranger sambil berteriak “BERUBAH”.
Airnya keruh, deras dan banyak batunya. Kalau gua nyelam kedasar sungai
suka kejedot batu. Gua bersama teman-teman suka main kejar-kejaran sambil
berenang. Kami menyebutnya main MER-MERAN. Sebelum mulai kejar-kejaran terlebih
dahulu kami tentuin siapa yang akan mengejar atau biasa kami sebut yang jadi dengan
cara membuat sebuah lingkaran kecil, masing-masing orang menyodorkan kepalan
tangan ketengah-tengahnya dan salah satu diantara kami akan menyanyikan sebuah
lagu sambil memukulkan tangan secara keliling pada setiap tangan yang
disodorkan. Lagunya seperti ini:
Ganggung geledek
Jugang jegung nguk lutung
Beli nasi beli katumbar
Siapa jadi dua puluh empat
Sifatullahima soviet
Ketika lagu itu
berhenti pada kata ….et seketika tangan yang memukul juga berhenti maka dimana
tangan itu berhenti otomatis orang yang terakhir dipukul menjadi kucing dan akan
mengejar kami semua hingga menyentuh salah satu diantara kami. Apabila
tersentuh maka gantian yang tersentuh menjadi kucing alias yang jadi.
Hari minggu selesai
nonton film Dragon Ball gua berniat pergi ke sungai untuk berenang. Sebelumnya
gua nyamper Dedi dirumahnya. Meskipun tempat tinggal gua di kampung tetapi gua
dan teman-teman di sekolah di ajarin bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Setelah
tiba di rumah Dedi gua panggil dia. “Ded…main yuk”. Teriak gua. Tak lama Dedi
nongol di depan pintu dan bilang. “hayu, tapi tunggu bentar yah saya mandi
dulu”. “iya deh”. Jawab gua. “kamu duduk aja dulu di kursi”. Lanjut Dedi. Gua
duduk di kursi depan rumah Dedi sambil mainin orang-orangan yang terbuat dari
plastik miliknya Dedi.
Gua sudah merasa jenuh
dengan permainan orang-orangan tapi Dedi belum juga muncul. “Ded…Ded..”. gua
memanggil Dedi. “iya, tunggu sebentar, lagi pake baju nih”. Jawabnya dari
dalam. “buruan atuh, lama banget sih”. Bentak gua. tiba-tiba gua mendengar
suara jeritan yang disertai tangisan.
“AWWwww….MAMAAAAAHHhhhh..Hik..Hik..Hikkk…”. Gua gak tanggepin jeritan karena
sedang merapihkan mainan. “Ded..Hayu atuh”. Teriak gua agak sebel akibat lama
menunggu. “Hik..Hik..Hik..”. Dedi muncul dengan wajah menangis. “Loh, kenapa
kamu Ded?”. Tanya gua. Sambil terisak Dedi jawab. “Hik..Hik..Burung saya
kecepet Resleting Celana..Hik..Hik..”. “Hahaha”. Gua tertawa”. Tuing Dedi
jendulin kepala gua sambil jalan ia berkata. “Hayu ah jalan”. “KEMON”. Balas
gua.
Setibanya di sungai
Ciranji tempat biasa gua dan teman-teman berenang ternyata masih sepi belum ada
yang berenang. “Asyik…Mumpung sepi kemon Ded”. Ajak gua sambil lari. “Kemon
Dat”. Balas Dedi lari menyusul gua. Tanpa melepas baju dan celana kami langsung
melompat melalui sebuah batu besar yang berada di pinggir sungai.
SYYYUUUUTTTTTT… BUUUURRR… Kami mendarat
dengan mulus didasar sungai dengan kedalaman sedada anak seumuran kami. Gua
berenang bolak-balik melawan arus. Kadang istirahat sebentar diatas sebuah batu
sekedar mengatur pernapasan. “Wey, Ded Loncat lagi yuk?”. Ajak gua. “Hayu”.
Balas Dedi semangat. Gua naik keatas pohon kopi yang tumbuh di pinggir sungai
yang biasa kami gunakan untuk terjun kedasar sungai. Setelah ancang-ancang gua
berteriak sambil melompat. “RANGER HITAM..BERUBAH..”. SYUUUUUTTTT..BUUURRR.
Dengan menirukan gaya Power Ranger gua terjun kesungai. Setelah nyilem beberapa
detik. BWAHHH…Kepala gua muncul dengan nafas ngos-ngosan kemudian berenang
menepi sambil menyaksikan Dedi yang hendak terjun. “RANGER BIRU BERUBAH…”.
Teriak Dedi sambil melompat. SYUUUUUTTT..TEWEWEW.. Dedi menggantung karena
bajunya tersangkut dahan pohon kopi. “Dat tolong dat…Tolong”. Teriak dedi minta
tolong. “Ckckckck” sambil cekikikan gua naik keatas pohon kopi untuk menolong
Dedi yang tersangkut. “RANGER HITAM DATANG”. Teriak gua.
Jaman gua kecil dulu
suka ceng-cengan sama teman sekelas. Misalnya gua tiba-tiba deket sama cewek
sekelas. Sebut saja nama ceweknya Dahlia. Di tembok, di bangku atau di jendela
kaca nama gua dan nama Dahlia akan ditulis menggunakan tipe X dengan memasukan
kata CS ditengah-tengahnya. Endat CS Dahlia. CS maksudnya adalah Cinta Sejati.
Selain CS kadang suka memakai kata Pacar. Endat Pacar Dahlia. Tidak cuma
disekolah SD kalau sudah kena bahan ledekan karena dikampung gua cuma ada satu
sekolahan SD dan satu sekolahan agama maka teman di SD sudah pasti ketemu juga
di sekolah agama. Yang pastinya bakal ngeledekin abis-abisan.
Setiap abis magrib gua
pergi kerumah guru ngaji. Yang ikut
ngaji bermacam- macam ada yang sudah
dewasa ada juga yang masih anak-anak. Campur. Saking banyaknya yang ikutan
ngaji. Dengan teknik satu persatu secara bergantian maju kepada guru ngaji dan
guru ngajinya cuma ada satu maka kadang yang sudah bisa dan lebih paham
membantu ngajarin yang masih rendah supaya tidak kemaleman. Sambil menunggu
giliran biasanya gua dan teman-teman suka main dulu disekitar pengajian.
Berantem-beranteman, main suit, atau nyanyi bareng lagu Donal Bebek. Lagunya
seperti ini.
Donal bebek mau kemana?
Mau kepasar
Membeli apa?
Membeli baju
Warna yang apa?
Warna yang putih
Putih-putih melati ali baba
Merah- merah delima pinokio
Siapa yang baik hati Cinderella
Tentu disayang mamah
Oh iya Oh tidak
Mutiara dalam lautan
Cendrawasih burung irian
Lagu ini lagu mainan
Sim sim beli
Sim sim ola oli ola oli
Tali bali tali bali
Pak kades pak kades
impres
Kadang kami bermain permainan yang namanya
PURPUR SIDAPUR. Satu orang dipilih untuk dijadikan korban dengan cara Humpimpah
atau dengan cara ganggung geledek
seperti diatas tadi, yang terpilih disuruh tengkurep kemudian kami akan
meletakkan tangan diatas punggungnya dengan bersama-sama menyanyikan lagu
diiringi putaran batu yang disentuhkan pada masing-masing telapak tangan oleh
salah seorang diantara kami. Ketika lagu berhenti maka batu akan dipegang oleh
salah satu dari kami sambil berbunyi “TA EUM EUM-TA EUM EUM” . Yang tengkurep
tadi harus menebak siapa diantara kami yang memegang batu. Jika salah menebak
sebanyak tiga kali berturut-turut maka yang tengkurep tadi mesti rela
disembunyiin barang miliknya. Peci, sandal atau sarungnya. Lagu yang biasa
dinyanyikan seperti ini:
Pur pur sidapur
Dapurna dawan-dawan
Taudan taidin
Sisidin mau kawin
Potong korobok pendek
Salah satu pegang batu
TA EUM EUM-TA EUM EUM
Kalau peci, sandal atau
sarung yang disumputin belum ketemu, sampai selesai ngaji pun akan tetap dicari
sambil dipanas-panasin oleh yang lain. Tidak jarang permainan ini diakhiri
dengan tangisan orang yang disumputin peci, sarung atau sandalnya.
Jujur gua naksir sama
lawan jenis itu ketika gua masih TK. Dan ketika duduk dibangku SD sudah mulai
ceng-cengin cewe. Gua dan teman-teman yang kebetulan masih kecil suka
dijodoh-jodohin sama kakak kelas. Gua tipe orang yang alim jadi gua selalu
nurut dijodohin sama siapa pun. Pernah waktu itu gua di jodohon sama kakak
kelas dengan cewek sekelas gua namanya tia orangnya cantik, kalau bahasa
kaminya yaitu parigel. Kulitnya putih langsat. Tapi gua gak suka sama dia
berhubungan kakak kelas yang jodohin gua gak bisa berbuat apa-apa. Teman-teman
gua pada ikutan ngeledek. Di sekolahan dari mulai pagi sampai di sekolah agama
serta di pengajian temen-teman gua nyanyiin lagu KEPITING CINA dengan tujuan
meledek gua.
Kepiting cina oe oe
Diberinama sarjana muda
Ping dodo ping dodo
Ping dodo ping dodo
Pak camat jualan tomat
Yang beli harus hormat
Pak haji pake kecamata
Tua-tua jatuh cinta
Jatuh cinta
Jatuh cinta
Hansip-hansip penjaga malam
Ngintip-ngintip orang pacaran
Eh biarin si Endat pacaran
Jam dua malam ada di kandang ayam
Colek-colekan mencolek tahi ayam
Cium-ciuman mencium tahi ayam
Mereka menyanyikan lagu
itu beramai-ramai sambil bertepuk tangan atau menggunakan botol pelastik sebagai
musik pengiring. Gua adem ayem aja. Woles. Padahal dalam hati pengen kejer.
Nyesek banget rasanya. Kadang kalau gua
udah gak tahan banget gua akan copot salah satu sandal gua. kemudian mengambil
posisi ancang-ancang hendak nimpuk. Belum juga sandal gua melayang mereka sudah
lari kocar-kacir. Gua kejar mereka. Yang satu gua kejar, yang lain tambah
menjadi-jadi ngeledek. Gak enak banget jadi bahan ledekan.