Minggu, 14 Februari 2016

KEPITING CINA OE OE



MASA KECIL KURANG BAHAGIA. Tidak berlaku buat gua, karena masa kecil gua penuh dengan canda tawa dan kasih sayang. Pagi sekolah SD siangnya berangkat sekolah agama dan pada malam hari pergi kerumah guru ngaji.

Biasanya kalau lagi musim hujan air sungai menjadi deras, sehabis pulang sekolah agama gua dan teman-teman suka berenang di sungai. Melompat dari atas batu yang besar dengan gaya jungkir balik, gaya nendang seperti pendekar atau menirukan gaya Power Ranger sambil berteriak “BERUBAH”.  Airnya keruh, deras dan banyak batunya. Kalau gua nyelam kedasar sungai suka kejedot batu. Gua bersama teman-teman suka main kejar-kejaran sambil berenang. Kami menyebutnya main MER-MERAN. Sebelum mulai kejar-kejaran terlebih dahulu kami tentuin siapa yang akan mengejar atau biasa kami sebut yang jadi dengan cara membuat sebuah lingkaran kecil, masing-masing orang menyodorkan kepalan tangan ketengah-tengahnya dan salah satu diantara kami akan menyanyikan sebuah lagu sambil memukulkan tangan secara keliling pada setiap tangan yang disodorkan. Lagunya seperti ini:

Ganggung geledek
Jugang jegung nguk lutung
Beli nasi beli katumbar
Siapa jadi dua puluh empat
Sifatullahima soviet

Ketika lagu itu berhenti pada kata ….et seketika tangan yang memukul juga berhenti maka dimana tangan itu berhenti otomatis orang yang terakhir dipukul menjadi kucing dan akan mengejar kami semua hingga menyentuh salah satu diantara kami. Apabila tersentuh maka gantian yang tersentuh menjadi kucing alias yang jadi.
Hari minggu selesai nonton film Dragon Ball gua berniat pergi ke sungai untuk berenang. Sebelumnya gua nyamper Dedi dirumahnya. Meskipun tempat tinggal gua di kampung tetapi gua dan teman-teman di sekolah di ajarin bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Setelah tiba di rumah Dedi gua panggil dia. “Ded…main yuk”. Teriak gua. Tak lama Dedi nongol di depan pintu dan bilang. “hayu, tapi tunggu bentar yah saya mandi dulu”. “iya deh”. Jawab gua. “kamu duduk aja dulu di kursi”. Lanjut Dedi. Gua duduk di kursi depan rumah Dedi sambil mainin orang-orangan yang terbuat dari plastik miliknya Dedi.
Gua sudah merasa jenuh dengan permainan orang-orangan tapi Dedi belum juga muncul. “Ded…Ded..”. gua memanggil Dedi. “iya, tunggu sebentar, lagi pake baju nih”. Jawabnya dari dalam. “buruan atuh, lama banget sih”. Bentak gua. tiba-tiba gua mendengar suara jeritan yang disertai tangisan. “AWWwww….MAMAAAAAHHhhhh..Hik..Hik..Hikkk…”. Gua gak tanggepin jeritan karena sedang merapihkan mainan. “Ded..Hayu atuh”. Teriak gua agak sebel akibat lama menunggu. “Hik..Hik..Hik..”. Dedi muncul dengan wajah menangis. “Loh, kenapa kamu Ded?”. Tanya gua. Sambil terisak Dedi jawab. “Hik..Hik..Burung saya kecepet Resleting Celana..Hik..Hik..”. “Hahaha”. Gua tertawa”. Tuing Dedi jendulin kepala gua sambil jalan ia berkata. “Hayu ah jalan”. “KEMON”. Balas gua.
Setibanya di sungai Ciranji tempat biasa gua dan teman-teman berenang ternyata masih sepi belum ada yang berenang. “Asyik…Mumpung sepi kemon Ded”. Ajak gua sambil lari. “Kemon Dat”. Balas Dedi lari menyusul gua. Tanpa melepas baju dan celana kami langsung melompat melalui sebuah batu besar yang berada di pinggir sungai. SYYYUUUUTTTTTT…  BUUUURRR… Kami mendarat dengan mulus didasar sungai dengan kedalaman sedada anak seumuran kami. Gua berenang bolak-balik melawan arus. Kadang istirahat sebentar diatas sebuah batu sekedar mengatur pernapasan. “Wey, Ded Loncat lagi yuk?”. Ajak gua. “Hayu”. Balas Dedi semangat. Gua naik keatas pohon kopi yang tumbuh di pinggir sungai yang biasa kami gunakan untuk terjun kedasar sungai. Setelah ancang-ancang gua berteriak sambil melompat. “RANGER HITAM..BERUBAH..”. SYUUUUUTTTT..BUUURRR. Dengan menirukan gaya Power Ranger gua terjun kesungai. Setelah nyilem beberapa detik. BWAHHH…Kepala gua muncul dengan nafas ngos-ngosan kemudian berenang menepi sambil menyaksikan Dedi yang hendak terjun. “RANGER BIRU BERUBAH…”. Teriak Dedi sambil melompat. SYUUUUUTTT..TEWEWEW.. Dedi menggantung karena bajunya tersangkut dahan pohon kopi. “Dat tolong dat…Tolong”. Teriak dedi minta tolong. “Ckckckck” sambil cekikikan gua naik keatas pohon kopi untuk menolong Dedi yang tersangkut. “RANGER HITAM DATANG”. Teriak gua.
Jaman gua kecil dulu suka ceng-cengan sama teman sekelas. Misalnya gua tiba-tiba deket sama cewek sekelas. Sebut saja nama ceweknya Dahlia. Di tembok, di bangku atau di jendela kaca nama gua dan nama Dahlia akan ditulis menggunakan tipe X dengan memasukan kata CS ditengah-tengahnya. Endat CS Dahlia. CS maksudnya adalah Cinta Sejati. Selain CS kadang suka memakai kata Pacar. Endat Pacar Dahlia. Tidak cuma disekolah SD kalau sudah kena bahan ledekan karena dikampung gua cuma ada satu sekolahan SD dan satu sekolahan agama maka teman di SD sudah pasti ketemu juga di sekolah agama. Yang pastinya bakal ngeledekin abis-abisan.
Setiap abis magrib gua pergi kerumah guru ngaji. Yang ikut kami. Apabila tersentuh maka geek gua.
ah agama serta di pengajian temen-teman gua nyanyiin lagu kepiting cina kakak kelas gua.ngaji bermacam- macam ada yang sudah dewasa ada juga yang masih anak-anak. Campur. Saking banyaknya yang ikutan ngaji. Dengan teknik satu persatu secara bergantian maju kepada guru ngaji dan guru ngajinya cuma ada satu maka kadang yang sudah bisa dan lebih paham membantu ngajarin yang masih rendah supaya tidak kemaleman. Sambil menunggu giliran biasanya gua dan teman-teman suka main dulu disekitar pengajian. Berantem-beranteman, main suit, atau nyanyi bareng lagu Donal Bebek. Lagunya seperti ini.

Donal bebek mau kemana?
Mau kepasar
Membeli apa?
Membeli baju
Warna yang apa?
Warna yang putih
Putih-putih melati ali baba
Merah- merah delima pinokio
Siapa yang baik hati Cinderella
Tentu disayang mamah
Oh iya Oh tidak
Mutiara dalam lautan
Cendrawasih burung irian
Lagu ini lagu mainan
Sim sim beli
Sim sim ola oli ola oli
Tali bali tali bali
Pak kades pak kades
impres

 Kadang kami bermain permainan yang namanya PURPUR SIDAPUR. Satu orang dipilih untuk dijadikan korban dengan cara Humpimpah atau dengan cara ganggung  geledek seperti diatas tadi, yang terpilih disuruh tengkurep kemudian kami akan meletakkan tangan diatas punggungnya dengan bersama-sama menyanyikan lagu diiringi putaran batu yang disentuhkan pada masing-masing telapak tangan oleh salah seorang diantara kami. Ketika lagu berhenti maka batu akan dipegang oleh salah satu dari kami sambil berbunyi “TA EUM EUM-TA EUM EUM” . Yang tengkurep tadi harus menebak siapa diantara kami yang memegang batu. Jika salah menebak sebanyak tiga kali berturut-turut maka yang tengkurep tadi mesti rela disembunyiin barang miliknya. Peci, sandal atau sarungnya. Lagu yang biasa dinyanyikan seperti ini:
Pur pur sidapur
Dapurna dawan-dawan
Taudan taidin
Sisidin mau kawin
Potong korobok pendek
Salah satu pegang batu

TA EUM EUM-TA EUM EUM

Kalau peci, sandal atau sarung yang disumputin belum ketemu, sampai selesai ngaji pun akan tetap dicari sambil dipanas-panasin oleh yang lain. Tidak jarang permainan ini diakhiri dengan tangisan orang yang disumputin peci, sarung atau sandalnya.
Jujur gua naksir sama lawan jenis itu ketika gua masih TK. Dan ketika duduk dibangku SD sudah mulai ceng-cengin cewe. Gua dan teman-teman yang kebetulan masih kecil suka dijodoh-jodohin sama kakak kelas. Gua tipe orang yang alim jadi gua selalu nurut dijodohin sama siapa pun. Pernah waktu itu gua di jodohon sama kakak kelas dengan cewek sekelas gua namanya tia orangnya cantik, kalau bahasa kaminya yaitu parigel. Kulitnya putih langsat. Tapi gua gak suka sama dia berhubungan kakak kelas yang jodohin gua gak bisa berbuat apa-apa. Teman-teman gua pada ikutan ngeledek. Di sekolahan dari mulai pagi sampai di sekolah agama serta di pengajian temen-teman gua nyanyiin lagu KEPITING CINA dengan tujuan meledek gua.
Kepiting cina oe oe
Diberinama sarjana muda
Ping dodo ping dodo
Ping dodo ping dodo

Pak camat jualan tomat
Yang beli harus hormat
Pak haji pake kecamata
Tua-tua jatuh cinta
Jatuh cinta
Jatuh cinta

Hansip-hansip penjaga malam
Ngintip-ngintip orang pacaran
Eh biarin si Endat pacaran
Jam dua malam ada di kandang ayam
Colek-colekan mencolek tahi ayam
Cium-ciuman mencium tahi ayam

Mereka menyanyikan lagu itu beramai-ramai sambil bertepuk tangan atau menggunakan botol pelastik sebagai musik pengiring. Gua adem ayem aja. Woles. Padahal dalam hati pengen kejer. Nyesek banget rasanya. Kadang  kalau gua udah gak tahan banget gua akan copot salah satu sandal gua. kemudian mengambil posisi ancang-ancang hendak nimpuk. Belum juga sandal gua melayang mereka sudah lari kocar-kacir. Gua kejar mereka. Yang satu gua kejar, yang lain tambah menjadi-jadi ngeledek. Gak enak banget jadi bahan ledekan.

UJIAN NASIONAL



Tak terasa sudah hampir tiga tahun kami melewatkan waktu dengan penuh canda dan tawa masa-masa putih abu-abu. Kini tiba waktunya dimana kami semua dibuat tegang dan deg-degan. Apalagi kalau bukan akan menghadapi ujian nasional. Dua minggu sebelum ujian nasional kami kelas dua belas sibuk mempesiapkan mental dan fisik , jasmani dan rohani.
Ujian nasional merupakan masa-masa paling menegangkan dari semua yang tegang-tegang di masa putih abu-abu. Siswa-siswi kelas dua belas sibuk mempersiapkan diri agar sukses menghadapi ujian nasional ini. Tak terkecuali Andis Gren yang biasanya cuma sholat magrib itu pun jarang-jarang kini menjadi getol sholat tak cuma sholat wajib lima waktu sholat sunah qobliyah dan badiyah pun dilakukannya. Katanya supaya do’anya dikabulkan, jadi semakin sering sholat semakin dekat dengan Allah semakin di dengar do’a yang ia panjatkan. “Semakin sering sholat semakin banyak berdo’a lalu dikabulkanlah do’a kita”. Begitu kata Andis Gren. Tidak banyak-banyak Andis Gren cuma minta di beri kelulusan itu saja.
Bagi Andis Gren ujian nasional ini merupakan perang yang mau tak mau mesti dihadapi. meskipun dia termasuk orang yang cuek terhadap pelajaran sekolah, sering bolos dan tertidur ketika pelajaran berlangsung tetapi ketika akan menghadapi ujian nasional dia termasuk orang yang benar-benar sibuk mempersiapkan diri demi sukses mengerjakan soal ujian. Berbeda dengan siswa lain yang mempersiapkan diri dengan rajin belajar dan mengikuti bimbingan belajar Andis Gren malah sibuk mencari bocoran kunci jawaban.
Andis Gren termasuk orang yang pandai bergaul, teman-temannya banyak dari dalam maupun luar sekolahnya. Ini jadi keuntungan untuk  Andis Gren, ia dapat dengan mudah mendapat bisik-bisik bocoran jawaban dari teman nongkrongnya. Meskipun ia tak tau pasti sumber bocoran itu dari mana, “dari pada nanti di hadapan soal pas ujian pelongoan gak ada salahnya gua pake bocoran kunci jawaban dari temen.” Kata Andis Gren.
Menjelang ujian nasional banyak yang berubah drastis,yang tadinya sering bolos berubah jadi giat belajar, yang penampilan slengean berubah seperti penampilan seorang seles, baju dimasukin rambut selalu klimis. Selain itu ada pula yang melakukan ritual-ritual khusus seperti minta air papadangati* ke pak ustad katanya supaya diberi kemudahan waktu mengerjakan soal ujian. jayongpun tak kalah heboh persis  dua hari sebelum ujian nasional dilaksanakan Andis Gren dan teman-temannya pergi jiarah ke banten naik mobil angkot.
Andis Gren adalah teman  sekolah gua yang berbeda jurusan. Gua jurusan IPA sedangkan dia IPS. Seperti halnya Andis Gren gua tak lebih cemas ketika akan menghadapi ujian nasional, tapi beruntung pada tahun dua ribu sepuluh dimana kami melaksanakan ujian nasional masih bisa ujian ulang bagi yang tidak lulus. Alhamdulillah pada waktu itu gua termasuk yang lulus alias tidak mengulang. Sementara banyak teman-teman gua yang satu sekolah terutama jurusan IPS dan Bahasa yang tidak lulus dan mengikuti ujian ulang.
Ba’da isa sekitar pukul delapan abuk teman satu jurusan nelpon gua ngomongin tentang bagaimana trik dan tips agar nyontek besok pas ujian gak ketauan sama pengawas.
Abuk   : gua bingung nih mau bikin contekan di mana, loe ada ide gak?
Gua     : tulis aja di papan jalan yang buat alas lembar jawaban buk
Abuk   : itu sih gua juga udah kepikiran, ngeri tau terlalu gimana gitu, ada yang lain gk?

Setelah gua puter kepala sambil senyum-senyum seperti baru nemu duit sejutakimin muncullah ide  diotak gua.
Gua       : aha… gua ada ide nih, gimana kalau tuh kunci jawaban di tulis pada kertas yang udah     dipotong kecil, kemudian dilinting terus di masukin kedalam sedotan. Udah gitu pas ujian nanti loe  taro di mulut bro.
Abuk   : hah,,terus gua meski mingkem terus gitu?
Aku    : haha… iya terus kalau pengawas ngajak ngomong supaya gak ketahuan, loe jawabnya   hm..hm..hm..aja
Abuk   : wkwkwkwk     
Gua     : good luck bro..!!

Pukul lima pagi sambil menunggu sms bocoran kunci jawaban dari teman gua dijurusan IPA,  gua  mempersiapkan peralatan ujian. Tepat ketika gua hendak memasukan pensil 2b dan penghapus kedalam tas tiba-tiba handphone gua berbunyi, ternyata sms dari Roni yang berisi bocoran jawaban dari temennya yang sekolah di pesantren modern. Guapun menyalinnya pada kertas kecil yang telah gua siapkan sebelumnya. Tak lama setelah itu handphone gua berbunyi kembali dan mulai bermunculan sms bocoran dari teman-teman gua. Febry ngirim bocoran yang katanya dari temennya yang sekolah dipandeglang. Didin ngirim bocoran yang didapat dari temennya yang sekolah di mancak dan Pukta memberi kunci jawaban dari Edgy temen sekolah kami. Dari Edgylah kami membeli kunci jawaban seharga lima puluh ribu rupiah untuk semua pelajaran yang di ujian nasionalkan khususnya pelajaran eksak jurusan IPA.
Pagi-pagi sekali gua berangkat kesekolah, diprapatan gua ketemu Bruel temen waktu SD yang sekarang berbeda sekolah dengan gua lagi duduk di kursi pangkalan ojek sambil memegang pensil 2b. “hey, Bruel lagi ngapain?” tanya gua. “biasa nih” jawabnya sambil cengengesan. Yang ternyata lagi nulis kunci jawaban di pensil 2b nya. “krekatip juga loe Bruel.” Teriak gua. “haha.. iya dong” balas Bruel.
Tidak seperti hari-hari lain. Disekolah pukul enam pagi yang biasanya masih sepi tetapi hari itu sudah ramai. “heh, beda tahu kunci jawaban yang dari mancak sama pandeglang.” Kata Febry pada Didin. “Ya bedalah orang beda kabupaten.” Solot Didin. Tiba-tiba Pukta datang dan bertanya. “emang setiap kabupaten beda tah soalnya?.”  “gak tau juga sih,hehe… ya udah pegang aja semuanya dulu terus mana yang banyak samanya dengan feeling kita berarti itu yang dipake.” Lanjut Didin. “ribet tau kalau kaya gitu mah, udahlah kita pake yang dari Edgy aja lagi pula kuncinya hampir sama dengan kunci jawaban dari mancak palingan beda satu dua jawaban doang.” Ucap Pukta. Setelah bermusyawarah dan ngakurin kunci jawaban dari sekolah-sekolah lain, yang ternyata kunci jawaban yang dari Edgy gak beda jauh dengan kunci jawaban dari mancak dan pesantren modern. Setelah Pukta angkat bicara meyakinkan kunci jawaban yang kami pegang akhirnya kami sepakat untuk pake kunci jawaban dari Edgy.
Berbeda dengan kebiasaan ketika kebagian tugas bersih-bersih yang saling tunjuk dan pada males serta gak kompak. Menjelang detik-detik ujian adalah saat-saat dimana kekompakkan dan rasa persaudaraan kami semakin erat.
Tadinya gua pikir akan ada polisi yang berjaga  berwajah bringas, berkumis jeceng dan perut agak buncit lengkap dengan senapan ditemani  anjing pelacak berdiri sigap disetiap pintu ruangan yang akan dipake ujian. Ternyata tidak, melainkan polisi hanya bolak-bolik di sekitar ruangan guru. Dan ini berarti bertanda bagus bahwa kami bisa masuk ruangan persis sebelum ujian di mulai dan sebelum pengawas pada datang untuk sekedar menyembunyikan contekan di kolong meja atau coret-coret meja dengan kunci jawaban. Yiihuuuu…
Masa-masa ujian nasional atau ujian akhir sekolah adalah masa dimana kreatifitas siswa siswi mulai kelihatan khususnya siswa siswi kelas dua belas yang hendak melaksanakan ujian. Dan kreatifitas ini hanya berlaku ketika ulangan dan ujian saja. Seperti halnya, temen gua.

Didin               : menulis contekan yang berisi kunci jawaban pada kertas kecil yang kemudian di linting   lalu disimpan di resleting celana.
Febry               : menulis kunci jawaban di penghapus
Andis Gren     : menulis kunci jawaban dipaha, yang kebetulan celananya robek pas lutut dan sengaja dia perbesar robekkannya. Jadi setiap dia hendak mencontek tinggal menaikkan robekkan itu tepat ke paha yang sudah ia tulis dengan kunci jawaban.
Pukta              : menyembunyikan contekan (kunci jawaban) di belakang dasi.
Edgy               : naro contekan dibawah sepatunya yang di eratkan menggunakan isolasi. 
Gua                 : menulis contekan di atas papan jalan yang digunakan buat alas lembar jawaban yang gua tutupi dengan kertas kecil yang di gunting berbentuk awan bertuliskan nama gua kelas dan gambar hujan rintik-runtik. kemudian gua tempel dengan isolasi dan apabila hendak mencontek gua tinggal membuka isolasinya maka terlihatlah kunci jawaban.

Kenangan putih abu-abu adalah kenangan yang akan selalu indah untuk di ceritakan ataupun hanya untuk di simpan didalam album lubuk hati kita. Terutama bagi gua peribadi. Salah satu peristiwa yang masih gua ingat pada masa putih abu-abu selain ditolak adik kelas adalah ketika menjelang detik-detik ujian nasional. Dari mulai makan timbel bareng di dalam kelas sebelum bimbel dimulai, nyolong buku rangkuman soal ujian di perpustakaan yang gua ambil bersama temen gua melalui celah dibawah pintu, cuma karena gara-gara kartu perpusnya ilang, satu lagi yang masih gua ingat adalah ketika ujian. Diruangan kami ketika ujian berlangsung selalu mengandalkan  teman yang kami anggap pinter dalam pelajaran tertentu, seperti halnya Ilham yang pinter dalam pelajaran matematika maka ketika ujian pelajaran matematika kami belum berani menghitamkan lembar jawaban sebelum Ilham memberi kode kalau kunci jawaban yang kami pegang sama dengan atau lebih dari 60% dengan hasil coretannya. Kalau Ilham dehem dua kali berarti kunci jawaban yang kami pegang bisa dipake, tapi kalau Ilham dehem satu kali berarti Ilham ragu-ragu yang artinya hasil itung-itungan dan kotretan Ilham banyak bedanya dengan bocoran kunci jawaban yang kami pegang.
Pada waktu itu udah setengah jam lewat gua baru dapet menghitamkan dua nomer tapi Ilham belum juga dehem. Akibat rasa percaya pada diri sendiri berbanding lebih kecil dibandingkan rasa percaya pada kunci jawaban yang belum ada kepastian benar tidaknya akhirnya sambil menunggu Ilham dehem gua hitamkan nomor demi nomor perlahan lahan sekedar untuk mengalihkan perhatian pengawas. Sudah sepuluh nomor gua hitamkan hasil dari itung-itungan kacing yang di sempurnakan dengan  contekkan kunci jawaban. Gua panik, tangan bergetar hebat, muka pucat dan hampir pipis dicelana. Untuk tidak megatakan ngompol.Tepat setengah jam waktu yang tersisa akhirnya gua mendengar suara orang berdehem. “ EHEM-EHEM”. Perasaan gua sedikit lega. Ketika gua tengok ternyata yang dehem pengawas.
ALLAHU AKBAR.





*papadangati: air mineral yang telah dibacakan do’a